BAHAYA
RIAK
PENDAHULUAN
Rasulullah SAW dalam sabda
bermaksud:
“Sesungguhnya yang paling aku takut menimpa kalian adalah
asy syirkul ashghar (syirik kecil). Sahabat bertanya: “Apakah syirik kecil itu?
Baginda menjawab: Riak.” (Hadis riwayat Imam Ahmad)
Baginda SAW bersabda yang bermaksud:
“Mahukah kalian aku beritahu sesuatu yang lebih aku takutkan
daripada Dajal? Kami katakan: Tentu. Baginda bersabda: Riak, syirik yang
tersembunyi iaitu apabila seseorang mengerjakan solat lalu dia menyempurnakan
solatnya apabila mengetahui seseorang memandangnya.” (Hadis Riwayat
Ibnu Majah)
MAKSUD RIAK
Riak ialah menampakan ibadah dengan
niat mendapat perhatian atau pujian manusia. Menampakkan amal soleh agar
dilihat oleh manusia lain agar dirinya mendapatkan pujian, kedudukan atau
penghargaan atau keuntungan duniawi.
Melakukan ibadah tetapi tidak
ikhlas, bukan kerana Allah. Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya
Fathul Baari berkata “Riak ialah menampakkan ibadah dengan tujuan
dilihat manusia.”
Orang tidak tahu jika kita riak.
Kita juga tidak boleh mengatakan orang lain itu riak. Ini adalah kerana riak
adalah niat atau perasaan atau tujuan di dalam hati. Niat di hati adalah rahsia
Allah yang tidak diketahui oleh sesiapa pun. Tetapi ALLAH maha mengetahui niat
dan hasrat di hati kita.
Tetapi walaupun ia rahsia, namun
ulama ada mengenal pasti tanda-tanda atau panduan untuk menilai kemungkinan
terjadi riak.
TANDA-TANDA RIAK
1.
Rajin
beramal jika mendapat pujian atau sanjungan dan malas atau berkurang amal jika
mendapat celaan dan kecaman.
2.
Rajin
beramal apabila bersama-sama dengan orang lain dan malas atau tidak beramal
bila bersendirian.
3.
Menjauhi
larangan Allah jika bersama orang lain dan melanggar larangan-larangan-Nya jika
ia sedang sendiri dan jauh dari penglihatan manusia.
IBADAH YANG RIAK TERTOLAK
Ibadah orang yang riak akan ditolak
serta tiada nilai disisi Allah.
Firman Allah:
(Kalau orang yang demikian dikira dari bilangan
orang-orang yang mendustakan agama), maka kecelakaan besar bagi orang-orang
Ahli Sembahyang -
(laitu) mereka yang berkeadaan lalai daripada
menyempurnakan sembahyangnya;
(Juga bagi) orang-orang yang berkeadaan riak
(bangga diri dalam ibadat dan bawaannya),
(Surah al-Ma’un:4-6)
Jelas pada ayat ini bahawa celakalah
bagi orang yang riak dalam solatnya. Allah tidak menerima solatnya malah
baginya satu ibadah yang sia-sia.
Apakah kita ingin menajdi golongan
yang riak pada Allah s.w.t? Maka berawasilah dengan niat kita agar riak ini
tidak muncul ketika mana kita sedang beribadah.
NASIB ORANG YANG RIAK
Abu Hurairah yang berkata:
Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda,
“Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan kemudian dinampakkan kepadanya nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya maka dia pun mengakuinya.
“Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan kemudian dinampakkan kepadanya nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya maka dia pun mengakuinya.
Allah bertanya, “Apa yang kamu
lakukan dengannya?”
Dia menjawab, “Aku berperang
untuk-Mu sampai aku mati syahid.”
Allah berfirman, “Engkau dusta,
sebenarnya engkau berperang kerana ingin disebut sebagai orang yang berani. Dan
itu sudah kau perolehi.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk
mengheretnya tertelungkup di atas wajahnya lalu dilemparkan ke dalam neraka.
Kemudian seorang yang menuntut ilmu
dan mengajarkannya dan juga membaca Al Quran. Dia didatangkan kemudian
ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sudah didapatinya dan dia pun
mengakuinya.
Allah bertanya, “Apakah yang
sudah kau perbuat dengannya ?”
Maka dia menjawab, “Aku menuntut
ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Quran kerena-Mu.”
Allah berfirman, ”Engkau dusta,
sebenarnya engkau menuntut ilmu supaya disebut sebagai orang alim. Engkau
membaca Quran supaya disebut sebagai Qari’.”
Kemudian Allah memerintahkan
malaikat untuk mengheretnya tertelungkup di atas wajahnya lalu dilemparkan ke
dalam neraka.
Kemudian ada seseorang yang telah
mendapatkan anugerah banyak harta. Dia didatangkan dan ditunjukkan kepadanya
nikmat-nikmat yang diperolehnya. Maka dia pun mengakuinya.
Allah bertanya, “Apakah yang
sudah kamu perbuat dengannya?”
Dia menjawab, “Aku telah sedekahkan
harta di jalan-Mu dan untuk-Mu.”
Allah berfirman, “Engkau dusta,
sebenarnya engkau lakukan untuk digelar orang yang dermawan dan engkau sudah
memperolehnya.”
Kemudian Allah memerintahkan
malaikat untuk mengheretnya tertelungkup di atas wajahnya lalu dilemparkan ke
dalam neraka.” (HR Muslim)
Lihat, bagaimana nasib orang-orang yang ketika
hayatnya banyak melakukan amal dan mereka menyangkanya ia akan mendapat balasan
yang baik tetapi apabila didapati perbuatan mereka itu ada unsur riak, maka
Allah tidak menerima perbuatan mereka itu dan mencampakkan ke dalam api neraka.
PENUTUP
Pengajaran yang boleh diambil:
1. Jauhilah
sifat riak dalam ibadah.
2. Perbetulkanlah
niat kita setiap kali kita ingin menunaikan ibadah dengan niat lillahi ta’ala.
3. Orang
yang riak dalam ibadahnya, Allah akan campakkan ke dalam api neraka.
4. Belajarlah
untuk sentiasa ikhlas dalam setiap perkara khususnya dalam ibadah kita kepada
Allah s.w.t.
5. Apakah
kita ingin tinggalkan dunia ini dengan bekalan ibadah pahala yang penuh dengan
riak?Maka bermuhasabahlah.
“Dari Allah Kita Datang Kepada Allah
Jualah Kita Dikembalikan Kelak”
Wallahualam
No comments:
Post a Comment